MODEL PRINSIP BISNIS SUKSES SEORANG DOKTER GIGI ENTREPRENEUR
“.. memang apa modal yang perlu diketahui untuk membangun bisnis dokter gigi/ klinik gigi yang menguntungkan dan mampu bertahan?” ” .. apakah jika bukan dokter gigi dapat memiliki bisnis kesehatan yang berhasil?”
Pertanyaan-pertanyaan tersebut paling sering ditanyakan oleh dokter gigi yang ingin memulai praktek nya sendiri selain tentu saja tentang modal uang. Saya buka sekarang juga, modal uang adalah masalah termudah dalam menjalankan bisnis klinik gigi atau praktek dokter gigi Anda, dengan demikian implikasinya adalah bahwa ada hal lain yang lebih penting, lebih menarik diketahui untuk membangun bisnis di bidang ini, dan lebih memiliki tantangan dibandingkan modal uang saja:)
Topik ini merupakan topik pertama study club yang diadakan komunitas Dentistpreneur Indonesia dan sampai sekarang 40% yang memahami dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh telah memperoleh manfaat perubahan, baik berupa peningkatan jumlah pasien (maaf belum dapat menyajikan data kuantitatif dari masing-masing peserta:)) , tingkat return pasien, hingga merubah paradigma serta kebahagiaan praktisi dokter gigi dalam menjalankan prakteknya.
Faktanya adalah hampir 70% dokter gigi yang memulai praktek gigi atau klinik giginya akan mengalami stagnansi dalam bahkan bangkrut dalam 5 tahun,terutama di kota-kota besar. apakah yang menyebabkan hal ini terjadi?
Apa Prinsip bisnis dalam membangun bisnis klinik gigi?
“Perencanaan yang baik berarti merencanakan keberhasilan..”
ternyata prinsip membangun bisnis di bidang kedokteran gigi sama dengan bisnis apapun, sehingga jika kita telah menguasainya maka membangun bisnis apapun menjadi menyenangkan. Dimulai dengan perencanaan yang benar, Alexander Osterwalder telah menyusun suatu metode perencanaan bisnis yang sangat mempermudah siapapun untuk membangun bisnis apapun, ini berarti menghemat waktu 3,5-4 tahun pendidikan formal di bidang bisnis,manajemen dengan menguasai apa yang disebutnya sebagai Business Model Canvass.
Salah satu kekurangan seorang dokter gigi namun sekaligus sebagai kelebihannya adalah obsesinya untuk selalu meningkatkan diri hanya di bidang teknis, ketrampilan,keahlian kedokteran gigi. Entah itu mengambil kursus, mengikuti workshop atau mengambil program studi spesialis di bidang Bedah mulut, Prothodonti, Orthodonti, Konservasi, atau yang sedang trend Periodonti, Penyakit Mulut, Pedodonti, atau di luar bagian2 besar itu bidang Aesthetic sebagai satu-satunya cara menjadi berbeda, membuat differensiasi dengan dokter gigi lain. Namun sayangnya sebagai dokter gigi entrepreneur, hal itu saja tidak cukup karena tentu saja semua dokter gigi ingin dan memiliki harapan untuk melakukannya bukan?
Sedikit sekali yang menyadari bahwa untuk mencapai kesejahteraan dan kesuksesan sebagai dokter gigi, itu berarti juga perlu memahami dengan baik Prinsip Bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan dan bertahan lama, terlebih lagi semakin dekatnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun 2015:)
APA prinsip bisnis tersebut? menurut Alexander Osterwalder ada 9 Prinsip yang harus dimiliki suatu bisnis, dan kami akan membahas 2 Prinsip pertama yang sering menjadi penyebab kegagalan bisnis klinik gigi yaitu VALUE PREPOSITION dan CUSTOMER SEGMENT serta mengapa Penting untuk membuat keduanya FIT. kedua hal ini telah beberapa kali disinggung dalam artikel-artikel sebelumnya, dalam artikel ini kita akan membahas lebih lanjut apa manfaat dan pentingnya 2 hal ini.
DENTISTPRENEURs’ VALUE PREPOSITION & CUSTOMER SEGMENT ‘FIT’
Value Preposition sendiri merupakan Nilai yang kita ingin tawarkan sebagai solusi bagi masyarakat, yang berbeda sehingga memilih kita sebagai dokter giginya dibandingkan dokter gigi lain. Kata kuncinya adalah memberi solusi , baik memberi keinginan/ desire maupun mengurangi atau menghilangkan pain dalam bahasa marketing
Customer Segment menurut Alexander Osterwalder bukan sekadar klasifikasi berdasarkan tingkat ekonomi, demografi, dan klasifikasi standar lain namun juga sebagai manusia yang menjadi calon pasien.
Jadi dalam konsep ini, pertama-tama perlu mengetahui Siapakah Segmen yang menjadi sasaran kita, mengapa, dan bagaimana memenuhi dengan penawaran Nilai dari bisnis kita, ini digambarkan seperti gambar di atas, Kesesuaian antara VALUE PREPOSITION dan CUSTOMER SEGMENT 🙂
Masalah yang paling sering kita dengar dan temukan adalah bahwa banyak dokter gigi membangun praktek atau klinik giginya bukan pertama-tama dengan mencari tahu apa yang diinginkan Masyarakat, apa yang masyarakat inginkan untuk diselesaikan namun emulai dari apa yang diinginkan oleh sang dokter gigi. Pertanyaannya, siapakah yang akan memberi uang kepada Anda? 🙂
Contoh kasus paling sering adalah ketika membangun klinik gigi, kita ingin membuatnya sesuai keinginan kita dengan elegan,mewah, interior bagus,menggunakan dental unit yang ‘katanya’ akan membuat pasien ramai, dan ironisnya menghabiskan modal untuk semua barang ini, bukan berarti ini salah karena tidak ada yang salah dengan melakukan demikian, saya juga percaya bahwa barang-barang yang benar-benar berkualitas dan memiliki harga lebih mahal (selama kita mengetahuinya dengan baik) pasti akan lebih bagus.
Namun yang menjadikannya masalah adalah ketika kita telah membangun infrastruktur tersebut ternyata tidak ada pasien yang datang (ini tidak akan jadi masalah juga untuk teman sejawat yang memang ‘kaya kongenital’, membangun klinik sesuai keinginannya dan jika tidak menghasilkan keuntungan dan cashflow tidak akan terlalu bermasalah untuk hidupnya), atau pasien yang dapat dikonversi tidak menutupi semua biaya operasional.. sedangkan semua modal sudah habis untuk seluruh barang-barang yang sesuai keinginan kita, tidak tersisa untuk biaya marketing dan lain-lain. Atau karena biaya modal untuk membangun cukup besar menyebabkan biaya HPP per tindakan atau perawatan menjadi tinggi, padahal ternyata kita lupa melakukan uji coba dan survey tentang segmen dari calon pasien, bisnis saingan, kemampuan membelanjakan uang untuk gigi,dst…
Disinilah penting untuk memahami Customer Segmen dan Value Preposition yang tepat, dengan memahami ini dan mendapatkan jawaban yang memuaskan barulah kita membuat perencanaan infrastruktur dan perawatan, mulai lah dari apa yang diinginkan Customer jika ingin mempercepat bisnis kita menghasilkan Cashflow positif:D
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun Kesesuaian Value Preposition dan Customer Segmen:
1. Mengetahui, menguji faktor ekonomi, dan informasi demografi masyarakat sekitar
2. Menentukan tempat/ lokasi yang akan menjadi klinik/praktek dokter gigi, karena lokasi akan menyesuaikan dengan poin pertama dan modal yang dimiliki
3. Memahami kebiasaan market atau calon pasien dalam memilih pelayanan kesehatan gigi mulut (apa yang mnjadi prioritasnya?)
4. mengetahui apa yang menjadi Value Preposition kompetitor dan alasan mengapa pasien banyak yang datang kesana
5. Memahami dengan jelas modal uang, tenaga, waktu, serta Kemampuan dokter gigi sebagai pemberi pelayanan
6. Dari seluruh data di atas, barulah kita dapat menyesuaikan Value apa yang akan ditawarkan atau bahkan mungkin tidak ada?
Kedua Prinsip bisnis inimerupakan awal yang penting dalam bisnis apapun, hasil dari analisa, perencanaan serta menemukan jawaban dari kedua ini dapat berupa:
1. Kita akan dapat membangun bisnis klinik/praktek dokter gigi yang menguntungkan dan bertahan lama
2. Kita akan menunda mendirikan di tempat tersebut atau mengganti lokasi yang sesuai dengan modal atau customer segmen yang kita tuju
3. Tidak memulai bisnisnya.
Dalam Workshop-workshop Dentistpreneur bekerjasama dengan GarudaPreneur, teman sejawat dokter gigi entrepreuner akan belajar lebih banyak selama 2 hari tentang keseluruhan Business Model Canvas, mendapatkan pendampingan selama 6 bulan hingga eksekusi start-up praktek/klinik gigiyang sesuai dengan kriteria di atas, dan sahabat dentistpreneur juga memiliki akses menjadi inner circle dentistpreneur untuk jaringan dental supplier (membeli alat-alat klinik dengan harga tim atau membangun bisnis dental suppliernya sendiri), klinik kecantikan/salon dan diberikan akses untuk marketing di banyak media.
Sudahkah sahabat dentistpreneur merencanakan keberhasilan atau mungkin merencanakan kegagalan?:)